Rabu, 13 Juli 2011

PERKEMBANGAN FILSAFAT DAN TOKOH-TOKOHNYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam dunia modern ini orang selalu berkata, bahwa orang harus berfilsafat untuk mengetahui tujuan hidup sebenarnya di dunia ini, karena apabila orang sudah belajar filsafat maka ia akan menjadi orang bijaksana, dalam makalah ini akan banyak dikupas tentang sejarah orang-orang zaman dulu, bagaimana mereka bisa menemukan arti dari filsafat berdasarkan pengamatan, pengalaman dan ilmu yang mereka pelajari dan mereka buktikan sendiri.

1.2  Topik Bahasan
Pokok bahasan akan di persempit menjadi perkembangan filsafat pada jaman yunani, dimana disini banyak tokoh-tokoh terkenal yang akan dbahas satu persatu, tentang ajaran mereka pada zamannya, dan juga kita pakai pada zaman modern ini, kita patut bersyukur dengan ahli-ahli filsafat terdahulu, karena perjuangan mereka, kita bisa belajar menjadi manusia yang sesungguhnya, dimana ada tentang etika, kebaikkan sehingga kita bisa mengambil inti sari dari ala ini, bila jiwa kita telah terlepas dari badan kita.

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
Setelah mempelajari materi ini di harapkan kita :
1.      Mempunyai wawasan yang luas tentang perkembangan sejarah ahli filsafat yunani
2.      Mampu mempelajari dari ajaran ahli filsafat terdahulu sehingga bisa menjawab tantangan di jaman modern ini
3.      Menjadi pribadi yang baik dan seutuhnya sebagai manusia



BAB II
PERKEMBANGAN DAN TOKOH FILSAFAT YUNANI

2.1  Filsafat Sebelum Socrates
Filsafat yunani dalam sejarah filsafat merupakan tonggak pangkal munculnya filsafat, sekitar abad VI  SM, di wilayah Yunani muncul pemikir-pemikir yang disebut filosof alam. Pada masa itu keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi ketenagan ini berdasarkan hanya kepercayaan, ahli-ahli pikir tidak puas akan keterangan itu,lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabanya, apakah sebetulnya alam ini, apakah inti sarinya, mereka mencari inti alam dengan bahasa yunani  mereka mencari arche ( Arche berarti mula,asal ).

Para filosof yang tergolong dalam filosof alam adalah :
1.      Thales ( 625 – 545 sm )
Thales merupakan bapak filosofi Yunani dan merupakan filosof pertama, dimana ia berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam adalah air. Aristoteles lah yang menyimpulkan semua ajaran Thales, dimana ia berpikir semuanya itu air, air yang cair adalah pangkal, pokok dan dasar ( principle ) segala galanya semua barang terjadi dari air dan semuanya kembali kepada air pula.

Dalam pandangan Thales yang animisme. Animisme adalah kepercayaan, bahwa bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa tetapi juga benda mati. Kepercayaan ini dikuatkan dengan pengalaman yaitu ketika besi berani dan batu api yang di gosok sampai panas menarik barang yang ada  di dekatnya dan ini di pandangnya mempunyai kodrat tanda berjiwa.


2.      Anaximandros ( 610 – 547 sm )
Anaximandros merupakan salah satu murid Thales, dimana ia seorang ahli astronomi dan ilmu bumi, dan Anaximandros mengatakan bahwa dasar pertama itu adalah zat yang tak tentu sifat-sifatnya yang diberi nama “ to aperion “.
Aperion adalah zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat di rupakan, tak ada persamaan dengan apapun, segala yang kelihatan itu yang dapat ditentukan rupanya dengan panca indra kita, adalah barang yang mempunyai akhir yang tak terhingga.
Dalam perincian teorinya mengemukakan tapi pada garis besarnya ia memakai metode ilmiah, dan menurut dia manusia yang ada sekarangpun adalah hasil evaluasi dan perkembangan. Segala makhluk hidup berasal dari proses penguapan air samudra oleh matahari, manusia sebagai binatang, berasal dari ikan, manusia tentu berasal dari binatang lain, karena waktu kanak-kanak memakan waktu yang begitu panjang, sedangkan jenis binatang lainnya begitu di lahirkan telah dapat memperoleh makanan sendiri.
Jika dilihat dari sifat-sifat yang diberikan anaximandros tentang apeiron yaitu sebagai zat/sesuatu yang tak terhingga, tak terbalas, tak dapat diserupakan dengan alam, dan yang di maksud dengan apeiron itu adalah Tuhan.

3.      Anaximenes ( 590 – 528  sm )
Anaximenes juga merupakan salah satu murid Thales dan ia berpendapat bahwa inti sari alam atau dasarnya pertama adalah udara, karena udaralah yang meliputi seluruh alam semesta serta udara pulalah yang menjadi dasar hidup bagi manusia yang amat di perlukan oleh nafasnya. Sebagai kesimpulan ajarannya dikatakan “sebagaimana jiwa kita,yang tidak lain adalah udara, menyatukan tubuh kita, demikian pula udara mengikat dunia ini menjadi satu”. Disinilah untuk pertama kali pengertian jiwa masuk ke dalam pandangan filosofi. Aristoteles mulai mengupasnya menjadi cabang ilmu baru yaitu Psikologi. Anaximenes yang mencari asal alam memperhatikan benar soal jiwa dalam penghidupan masyarakat, ia juga membedakan yang hidup dan yang mati.Badan mati karena menghembuskan jiwa itu keluar dan yang mati itu tidak berjiwa.

4.      Pythagoras ( 580 – 500 sm )
Menurut Pythagoras dasar segala sesuatunya adalah bilangan, sehingga orang yang tahu dan mengerti betul akan bilangan, tahu juga ia akan segala sesuatunya. Ia juga ada sedikit memperfilsafatkan manusia, ia mengemukakan pendapat bahwa manusia adalah sesuatu yang bukan jasmani dan yang tak dapat mati, yang masih terus ada, jika manusia sudh tidak ada,menurut dia jiwa itu sekarang terhukum dan dari itu terkurung dalam badan, manusia membersihkan diri dan karena pembersihan ini (catharsis) jiwa mungkin melepaskan dirinya dari kurungan dan demikian dapatlah ia masuk  kedalam kebahagiaan, jika belum cukup khatarsisnya,maka terpaksalah jiwa itu, jika manusianya meninggal, akan masuk ke dalam badan lain. Sebagai contoh yang ia lihat ketika tampak seseorang sedang memukul anjing, sehingga anjing itu menjerit jerit dan lalu ia berkata : “hai Sanak, jangan di pukul anjing itu, di dalamnya ada jiwa seorang sahabatku,terdengarlah olehku jeritnya “.
Menurut Pythagoras  manusia itu asalnya Tuhan, Jiwa itu adalah penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa, dan ia akan kembali ke langit ke dalam lingkungan Tuhan bermula, apabila sudah habis di cuci dosanya itu.
Hidup murni adalah jalan untuk menghapuskan dosanya, tetapi prosesnya tidak tercapai sekaligus melainkan berangsur-angsur, untuk mencapai hidup murni haruslah orang memantangkan makan daging dan kacang, dan Pythagoras menjadi penganjur vegetarisme, makan sayur mayur dan buah-buahan.
Adapun pengetahuan yang dimaksud di atas itu tak boleh dipisahkan dari catharsis, makin bersih manusia , makin baik pengetahuannya juga, sebab itu lalu ada hubungan erat antara tingkah laku dan pengetahuan.

5.      Heraklitos  ( 540 – 480 sm )
Heraklitos mengalami bahwa dunia ini segala sesuatunya berubah, tidak ada sesuatu yang tetap, dikatakannya semua dalam keadaan menjadi, untuk dasar arche semesta diterimanya api, karena sifat api itu selalu bergerak dan berubah dan tidak tetap. Api itu lebih dari air dan udara dan setiap orang dapat melihat sifatnya sebagai mudah bergerak dan mudah bertukar rupa. Api itu membakar semuanya, menjadikan semuanya itu jadi api dan akhirnya menukarnya lahir  dengan abu.
Semuanya bertukar menjadi api dan api bertukar menjadi semuanya, yang kemudian ini dapat dilihat pada panas matahari yang menjadi syarat hidup bagi manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan.
Pendapat ini di rumuskan dengan istilahnya sendiri Pantha Rhei artinya “ semua mengalir “. Satu-satunya realitas  ialah perubahan, tak ada yang tetap, realitasnya ialah berubah atau menjadi satu, sebab itu filsafat Herakleitos disebut filsafat menjadi. Penyelidikan Herakleitos lebih mendalam dia coba memberi keterangan:
·         Tentang Adanya ada melainkan menjadi semuanya itu dalam kejadian.
·         Perubahan di kuasai oleh hukum dunia yang satu logos ( logos berfikir yang benar dan  ini timbul dari perkataan logika )
·         Logos  yang jadi dasar  ( norma ) perbuatan manusia mengetahui logos:kewajiban akal manusia, siapa yang dapat mengetahui itu, bukan saja pandai tetapi juga cerdik
·         Orang yang mempunyai pengetahuan sebagai kesenangan, hidup berfikir adalah pangkal kesenangan.

Herakleitos mengutamakan kemampuan indra ,malahan mengingkari kemampuan budi, apa yang tersentuh lagi oleh indra itu tidak benar. Budi menurut Herakleitos tak mungkin mencapai kebenaran.

6.      Parmenindes ( 540 – 473 sm )
Parmindes ahli dalam bidang politik, ia terkenal karena sebagai ahli pikir yang melebihi siapapun pada masanya. Parmenindes mengakui adanya pengetahuan yang bersifat tidak tetap dan berubah-berubah serta pengetahuan mengenai yang tetap, pengetahuan indra dan pengetahuan budi, tetapi menurut dia pengetahuan indra itu tak dapat dipercayai, karena berapakali kah orang yang tidak mencapai kebenaran sebab mengikuti indranya? Ia mengatakan pengetahuan itu ada dua macam ialah pengetahuan sebenarnya dan pengetahuan semu. Pengetahuan semu itu keliru. Adapun sebabnya maka ia keliru karena ia berdasarkan atas peralihan ( gerak ,menjadi ) dan keduanya itu berdasarkan atas indra yang tak dapat dipercayai. Maka dari itu hanya pengetahuan yang tetap dan umum yang mengenai satu itu sajalah ( Pengetahuan budi ) yang dapat di percayai, pengetahuan budi itulah yang benar, karena ia benar sesuai dengan realitas.
Parmenindes dianggap sebagai bapak Logika karena ajarannya mengenai identitas antara pikiran, barang untuk mana pikiran itu di adakan, ada 3 cara berfikir tentang Tuhan :
·         Ada ( yang benar )
·         Tidak ada ( tidak mungkin di yakini )
·         Ada dan tidak ada ( sebagai ada karena yang tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekarang tidak ada )
Jadi benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Pertentangan antara Herakleitos dan Parmenindes jadi pertentangan menjadi dan ada, nilai pengetahuan indra  dan pengetahuan budi merupakan soal yang maha penting, pengetahuan budi dan pengetahuan indra memang tidak  mungkin dilalui belaka, keduanya harus diakui adanya, hanya soalnya, manakah yang benar.

7.      Leukiposs ( ± 540 sm )
Leukiposs ahli fikir yang pertama kali mengajarkan tentang Atom, menurutnya tiap benda terdiri dari atom. Atom adalah benda yang sekecil-kecilnya sehingga tak dapat dibagi-bagi lagi, karena kecilnya atom itu, tidak kelihatan tetapi tetap ada.tidak hilang dan tidak berubah-ubah, ia bergerak terus tidak henti-hentinya.
Yang dipakai sebagai dasar teorinya tentang atom ialah teorinya yang penuh dan kosong. Atom dinamakannya yang penuh sebagai benda betapapun kecilnya dan bertubuh, dan setiap yang bertubuh mengisi lapangan yang kosong, jadi dalam sebelah yang penuh dan yang kosong. Itulah kejadian alam minimal, keduanya yang penuh dan kosong mesti ada sebab, kalau tidak ada yang kosong, atom itu tak dapat bergerak.

8.      Demokritos ( 460 – 360 sm )
Zaman dulu ajaran ini di lupakan, baru zaman modern dihidupkan kembali.
Demokritos adalah atomos, yang artinya tak dapat di bagi, Atomos ini menurut Demokritos tidak dapat dibeda-bedakan karena sifatnya ,hanya karena bilangannya. Berkumpulnya jumlah atomos tertentu merupakan hal yang tertentu pula, jadi tindakan atomos inilah yang menjadikan sesuatu, adapun gerak ini semuanya secara kebetulan saja. Demokritos pun membedakan adanya dua macam pengetahuan yaitu pengetahuan indra yang keliru dan  pengetahuan  budi sebenarnya. Adapun yang tidak sebenarnya ialah penglihatan, penciuman, rasa.
Menurut Demokritos  “segala sesuatu mengandung penuh dan kosong, jikalau kita menggunakan pesan itu harus menemukan ruang kosong supaya dapat menembus. Jika apel itu tidak mengandung kekosongan ia tertentu sangat keras dan tidak dapat secara phisik dapat di belah.
Dan demokritos berpendapat : Bahwa  anasir yang pertama adalah api. Api terdiri dari atom yang sangat halus, licin dan bulat. Atom Apilah yang menjadi dasar dalam segala yang hidup, atom api adalah jiwa.

2.2  Perkembangan Masa Socrates
Perkembangan filsafat di Yunani amat pesat jalannya dan besarlah minat orang terhadap filsafat. Istilah cinta pada kebijaksanaan ini menjadi kata sehari-hari. Banyak orang yang mengikuti pelajaran dan pidato ahli fikir atau pencinta kebijaksanaan .
Filosof pada zaman Sokrates adalah :
1.      Sofisme
Sofisme berasal dari kata sofis yang berarti cerdik, pandai. Berhubungan dengan minat  orang terhadap filsafat, maka timbullah orang-orang yang menamai dirinya bijaksana. Sofoi ( bijaksana ) artinya mereka sudah memiliki kebijaksanaan, mereka tidak berusaha mencari  kebijaksanaan, dan ini berkembang menjadi bersilat lidah, sebab kaum sofis cara meyampaikan filsafatnya dengan hal berkeliling ke kota-kota dan ke pusat-pusat.
Ajaran Sofis adalah :
v  Manusia menjadi ukuran segala galanya
v  Kebenaran umum ( mutlak ) tidak ada
v  Kebenaran hanya berlaku sementara
v  Kebenaran tidak terdapat pada dirinya sendiri

Tergolong aliran Relativisme,pengaruhnya :
v  Positif, dimana banyak orang yang terampil berpidato
v  Negatif, dimana orang tidak bertanggung jawab atas ucapan-ucapannya, sebab apa yang di katakan hari ini untuk sesuatu, bisa saja hari besoknya berlawanan dengan dalil bahwa kebenaran hanyalah berlaku sementara.
v  Dunia pengetahuan jadi tidak pasti dan semata-mata terletak di tangan orang-orang yang kecakapannya berpidato.
v  Kecakapan berpidato menjadi kunci kebenaran untuk membela suatu pendirian.
Pemikirannya à Ukuran segala sesuatu tentang adanya yang ada dan tentang adanya yang tidak ada.

2.      Zeno ( ± 490 sm )
Zeno lahir tahun 490 sm diela, ia menjadi terkenal karena ketangkasan perkataannya dan ketajaman pikirannya terhadap paham yang mengatakan yang bergerak itu ada, Zeno mengemukakan 4 pasal :
·         Suatu gerakan tidak bisa bermula, sebab tiap-tiap badan tidak bisa sampai kepada suatu tempat atau titik yang di laluinya
·         Achilles yang cepat seperti kilat tidak bisa mengejar penyu yang begitu lambat jalannya, sebab apabila ia tiba ditempat penyu tadi, dia ini sudah maju lagi sedikit ke muka
·         Anak panah yang dipanahkan dari busurnya tidak bergerak tetapi berhenti, sebab setiap saat yang berada pada satu tempat = berhenti
·         Setengah waktu sama dengan sepenuh waktu, sebab suatu barang yang bergerak terhadap suatu badan, melalui panjang badan itu dalam setengah waktu atau sepenuh waktu.

Proses penggabungan ini terpelihara oleh kekuatan yang saling bertentangan, yaitu cinta dan benci, karena cinta maka pada mulanya ke kempat unsur itu tersusun dalam keseimbangan adapun bencilah yang mencerai beraikan keseimbangan yang semula itu. Cinta lalu mengambil tindakan dan mengembalikan yang semula,  tetapi diceraiberaikan kembali lagi oleh benci.

3.      Gorgias ( 475 sm )
Pandangan falsafahnya ia mengajukan tiga proporsi :
·         Pertama : Tidak ada yang ada ; maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada, kita harus mengatakan bahwa realitas itu tunggal dan banyak, terbatas dan tak terbatas, dicipta dan tak di cipta.
·         Kedua : Akal tidak juga mampu menyakinkan kita tentang bahan alam semesta karena kita telah ditentang oleh dilema subyektif.
·         Ketiga :  Ia menegaskan sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, namun ia tidak dapat diberitahukan kepada orang lain.

Ajaran Sokrates dipusatkan kepada manusia, ia mencari pengertian yang murni  dan sebenarnya pengertian sejati, jadi  filsafat itu dipusatkan oleh sokrates pada manusia dan terutama pada tingkah lakunya, filsafat tidak lain adalah usaha melalui pengertian sejati untuk mencapai kebajikan.

2.3  Filsafat Klasik
Disebut filsafat klasik karena falsafah yang dibangunnya mampu menguasai system pengetahuan alam pikiran barat sampai kira-kira selama dua ribu tahun.
Para filosof klasik muncul berusaha untuk membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang waktu itu mengalami pendangkalan dan melemahnya tanggung jawab manusia karena  pengaruh negative dari para filosof.

Filosof klasik antara lain :
1.      Socrates ( 469 – 399 )
Masa Socrates sezaman dengan sofisme, ia terkenal sebagai orang berbudi baik, jujur dan adil, cara penyampaian pemikirannya kepada pemuda, ia menggunakan tanggung jawab.
Pemikiran filsafat Socrates adanya kebenaran objektif ialah  yang tidak bergantung kepad saya dan kita. Dalam membenarkan kebenaran yang obyektif ia menggunakan metode dialeklika yang berasal dari kata yunani yang berarti bercakap-cakap.
Socrates dikenal sebagai orang yang berbudi luhur, mempunyai kearifan dan kebijaksanaan, namun ia tak pernah mengaku mempunyai kearifan dan kebijaksanaan, ia hanya mengaku sebagai pengemar kearifan atau kebijaksanaan, bukan professional dan mengambil untuk kebendaan dari apa yang ia gemari seperti kaum sofis pada zamannya.

2.      Plato ( 427 – 347 sm )
Plato di lahirkan di Athena tahun 427 sm dan hidup sezaman dengan Socrates. Plato mencoba mencari penyelesaian dalam soal lama yaitu tentang pertanyaan, hanya terdapat yang berubah-ubahkah (HERAKLEITOS) atau yang tetapkah (PARMENINDES) manakah yang benar, pengetahuan indra ataukah pengetahuan budi. Yang berubah itu dikenal dengan pengalaman, adapun yang tetap kita kenal dengan budi kita, yang berubah itu realitas dunia pengalaman ini.
Dunia ide à mengingat dua pengetahuan yang bermacam-macam itu, boleh di katakana bahwa manusia itu masuk dalam dua dunia yaitu dunia pengalaman dan dunia yang tetap yang di sebut dunia ide. Yang ada di dunia ide  itu adalah idea yang sifatnya satu dalam macamnya, tetap dari itu, tidak berubah-ubah. Idea idea itu merupakan suatu yang sungguh-sungguh ada realitas. Tugas idea itu memimpin budi kita, ia menjadi contoh terhadap dunia pengalaman ini, dalam dunia idea itu ada tingkatan-tingkatan yaitu yang tertinggi ialah idea “ kebaikan”.
Dunia bayang-bayang adalah dunia pengalaman. Dunia yang sebenarnya itu dunia idea. Idea-idea yang ada di sana itu realitas  yang sebenarnya, yang merupakan contoh dan pawing bagi hal di dunia ini, manusia itu asalnya dari dunia idea, maka dari itu tujuannya di dunia ini tidak terus menerus ada di dunia baying-bayang saja, melainkan haruslah ia kembali ke asal mulanya untuk selama-lamanya karena idea yang tertinggi adalah kebaikan. Untuk mempersiapkan diri bagi pulangnya ke dunia idea ini, maka haruslah orang sekarang dalam tindakannya berusaha sungguh-sungguh tidak hanya puas akan yang bermacam-macam dan berubah-ubah dan yang fana ini, melainkan haruslah ia sekarang sedapat mungkin menyelami hal-hal fana itu sampai ia mempunyai pengertian yang sebaik-baiknya di dunia ini hendaknya ia dapat mengambil intisari dari dunia pengalaman. Jika sudah waktunya jiwa terlepas dari badannya, maka dengan bekal yang diperolehnya itu akan masuklah ia untuk memandangi dan menikmati idea-idea di dunia baka dengan idea “kebaikan” dan itulah kepuasan dan kebahagian yang sempurna. Hanya para bijaksana saja yang dapat dan patut menjadi pengemudi Negara, dan filsafat plato yang terkenal adalah pemikiran dia tentang Negara.

3.      Aristoteles
Aristoteles dilahirkan di Stagira pada tahun 384, karyanya banyak sekali, dia bukan saja ahli filsafat, tetapi ahli semua ilmu yang terkenal pada saat itu, Karya Aristoteles di bagi menjadi empat yaitu :
1.      Logika à biasanya disebutorganon ( alat ) membentangkan tentang pengertian, putusan, syllogismus,bukti.
2.      Fisika à tentang alam, langit, bintang dan hewan, jiwa.
3.      Metafisika à tentang filsafat.
4.      Pengetahuan praktik à etika,tatanegara atena dan tentang ceramah dan berpidato.
                             
Logika menurut aristoteles adalah ajaran tentang jalan pikiran dan         bukti, jalan pikiran itu baginya berupa syllogismus, yaitu putusan dua yang tersusun demikian rupa sehingga melahirkan putusan yang ke tiga. Tiap putusan terdiri dari pengertian, jika pengertian satu dihubungkan dengan pengertian lain maka adalah putusan.
Aristoteles membedakan sepuluh macam pengertian  yang disebutnya     kategoria yaitu Substantia yang mengenai inti hal yang ditunjuk pengertian itu dan Sembilan lainnya hanya mengenai yang kebetulan saja, yaitu : kuantitas, kualitas, hubungan, waktu, lingkungan, keadaan, tempat, aktivitas dan passivitas. Pengertian yang bukan substansia ini disebut accidensia.
Bagi aristoteles pengetahuan itupun ada dua macam, ialah pengetahuan indra dan pengetahuan budi, kedua-duanya adalah pengetahuan yang sesungguhnya, kedua-duanya mungkin benar, mungkin sesuai objeknya. Pengetahuan indra mencapai yang kongkrit, pengetahuan budi mencapai inti.
Aristoteles terkenal sebagai Bapak Logika, dimana pandangan filsafatnya tentang etika adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan dan merupakan sebagai barang yang tertinggi dalam kehidupan. Etika dapat mendidik manusia supaya memiliki  sikap  yang pantas dalam segala perbuatan lebih lanjut, ia menjelaskan kebaikan terletak di tengah-tengah antara dua ujung yang paling jauh. Contoh pemberani adalah sifat baik yang terletak di antara pengecut dan nekat.

2.4  Gema Pengenalan Dunia Islam Terhadap Aristo
Ibnu Rusyd adalah pengagum aristoteles dimana menurut aristotels manusia terdiri atas benda dan hakekat yang tidak berbenda. Akal adalah abadi dan wujud yang ketiga, pikiran ini harus dipertemukan oleh filosof-filosof islam dengan pengertian yang terdapat dalam ayat Al’Quran.
Pemikiran dia tentang Negara adalah bahwa tujuan dibentuk Negara adalah untuk mencapai keselamatan bagi semua penduduknya, manusia pada sifat dasarnya memiliki buruk moral yang hanya dapat  dikembangkan   melalui hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk social ( Zoon political ) tentang bentuk Negara ia mengelompokkan menjadi 3 yaitu : Monorchi, Aristokrasi dan politika, adapun yang paling baik menurutnya adalah kombinasi antara aristokrasi dengan demokrasi.
Dari pemikiran tentang logika dikenal dengan istilah Silogisme ( menarik kesimpulan dengan suatu cara ).

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Ada pun tingkah laku manusia, hasil akhirnya pasti yang dituju adalah kebahagiaan, semua tindakan juga mengarah ke kebahagiaan, dalam dunia ini sering kebahagiaan berupa kekayaan, kesenangan badan, kemuliaan dan kemewahan, semuanya itu belumlah kebahagian sejati, malahan mungkin itu kebahagiaan yang keliru, adapun sebabnya ialah karena manusia tidak  hanya terdiri dari roh saja sehingga budinya tidak selalu dapat menang dalam pemilihan tindakan kerapkali ia terpengaruhi dan ada kalanya terkalahkan oleh badannya, jadi dengan mempelajari perkembangan filsafat di zaman yunani, maka terbukalah pikiran kita manusia, mengapa bisa begitu dan bagaimana terjadinya, sehingga hakekat manusia seutuhnya bisa kita dapatkan.

 Saran
Dalam hal penulisan makalah ini,tentulah masih banyak harus di benahi, mulai dari referensi sampai pencarian artikel tentang perkembangan filsafat yunani, tak ada gading yang tak retak, kami dari penulis mengharapkan kritik yang membangun guna menutupi segala yang kurang di makalah ini, semoga bermanfaat bagi pembaca yang membaca makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar